PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KLASIFIKASI
Klasifikasi adalah pengelompokan obyek tertentu
yang sama atau sejenis dan pemisahan objek yang berbeda (Nelson et al, 1978).
Ini berarti merupakan teknik informasi untuk secara sistematis menamai objek
yang diklasifikasikan dan menunjukan hubungan-hubungan diantara mereka.
Sistem Klasifikasi adalah hasil dari proses klasifikasi.
Identifikasi adalah penempatan obyek ke dalam, sistem
tersebut, (Sokal,1974).identifikasi objek selanjutnya diikuti dengan delineasi
daerah- daerah lahan dalam bentuk kegiatan pemetaan atau regioalisasi.
Taksonomi
Adalah ilmu klasifikasi
(Bailey, Pfister dan Henderson,1978).
KEGUNAAN KLASIFIKASI
a.
Mengumpulkan informasi
b.
Mengorganisasikan
c.
Mengkomunikasikannya untuk
keperluan pengambilan keputusan.
Informasi yang dibutuhkan dikelompokan menjadi dua type yaitu :
1.
Informasi cultural: Meliputi aspek
sosial, ekonomi, politik, dan administratif.
2.
Informasi alami: Meliputi sumberdaya
dasar yang menentukan kemampuan lahan
itu sendiri untuk dapat memenuhi kebuttuhan masyarakat.
Fungsi klasifikasi adalah
memberikan kemungkinan melakukan penyidikan mengenai obyek-obyek yang
diklasifikasikan.
Klasifikasi penting
dalam usaha untuk mengerti dan mengelola sumberdaya lahan, karena klasifikasi
dapat menciptakan keteraturan dari data yang akan diinterpretasi serta
mengurangi jumlah menjadi lebih kecil dari jumlah total obyek melalui
pembentukan kelas-kelas
Prinsip Umum
Klasifikasi ( Gilmour, 1951 dalam Bailey, Pfister dan Henderson, 1978)
n Klasifikasi
merupakan prasyarat bagi semua pemikiran konsepsi, tidak tergantung dari subjek
yang sedang dipikirkan,
n Kegunaan
utama dari klasifikasi adalah untuk membangun kelas-kelas, dImana kita dapat
membuat generalisasi induktif,
n Kelas-kelas
tertentu yang dibangun akan selalu timbul dalam hubungannya dengan keperluan
tertentu,
n Klasifikasi
yang diadopsi untuk setiap perangkat obyek tergantung dari bidang ttt, dimana
generalisasi induktif tsb, akan dilakukan. Bidang generalisasi yang berbeda
membutuhkan lasifikasi yang berbeda pula,
n Klasifikasi
mempunyai tingkat penggunaan dibandingkan dengan yang lainnya. Klasifikasi yang
diperuntukan untuk sejumlah besar penggunaan desebut alami (natural) sedangkan
klasifikasi yang diperuntukan untuk keperluan yang lebih terbatas disebut
buatan (artifiial).
n Tidak
ada satupun sistem klasifikasi yang sifatnya ideal atau absolut untuk setiap
perangkat objek ttt. Akan tetapi selalu ada sejumlahsistem klasifikasi yang
berbeda dalam dasar-dasar pemikirannya sesuai dengan keperluamn menyusun
klasifikasi tsb.
Metode Klasifikasi
- Klasifikasi berdasarkan satu faktor
dan berdasarkan faktor ganda
Klasifikasi
berdasarkan satu faktor (single factor / monotheic classification)
merupakan klasifikasi yang menggunakan hanya satu faktor
tertentu di dalam mengklasifikasikan obyek-obyek yang sedang di pelajari.
Contoh : klasifikasi lokasi (sites) yang
didasarkan atas pengukuran produktivitas
dapat dikatakan sebagai klasifikasi satu faktor di dalam pengembangan,
penggunaan dan interpretasinya.
Klasifikasi
berdasarkan faktor ganda (multifactor atau polythetic classification)
menggunakan beberapa faktor dalam mengklasikan obyek yang
sedang dipelajari,. Contoh ; tipe tanah dan tipe habitat dapat disederhanakan
ke dalam sejumlah kecil sifat-sifatnya yang menonjol
2. Klasifikasi Tingkat tunggal dan Klasifikasi Hirarki
Klasifikasi
tingkat tunggal (singel level) hanya digunakan satu tingkatan dalam
klasifikasinya
Klasifikasi
hirarki menggunakan beberapa tingkatan
dalam bentuk hirarki yang membentuk kelas-kelas ordo (orders classes)
dari objek yang sedang di pelajari sehingga hubungan-hubungan diantara mereka
dapat diketahui.
3. Klasifikasi
Berdasarkan Agregasi atau Aglomeratif dan Klasifikasi Berdasarkan Penguraian
klasifikasi
dapat dinbangun dengan dua cara yaitu agregasi /aglometratif dan penguraian
(subdivision)(Wright, 1972; Johnston, 1976; Bailey et al, 1978).
Klasifikasi berdasarkan agregasi atau aglomeratif
dimulai dari sejumlah individu-individu, kemudian dengan menggunakan
peraturan-peraturan ttt., mengalikasikannya ke dalam kelompok atau kelas
menurut tingkat kesamaannya pada kriteria yang telah dipilih. Dalam hal ini
pendekatannya adalah dari bawah ke atas dimana individu taksonomi dikelompokan
ke dalam kelompok berikutnyayang lebih luas difatnya.
Penguraian (subdivision) dimulai dari satuan yang luas (misal
pulau0 dan kemudian dibagi-bagi ke dalam satuan –satuan yang lebih kecil.
Pendekatannta adalah dari atas ke bawah dimana keseluruhan populasi dibagi-bagi
ke dalam satuan satuan yang lebih kecil.
Sebagai pegangan umum, taksonomi didasarkan atas agregasi/aglomerasi
sedangkan regionalisasi didasarkan atas penguraian
PENGERTIAN KLASIFIKASI LAHAN
Klasifikasi lahan dapat didefinisikan
sebagai pengaturan satuan-satuan lahan ke dalam berbagai kategori berdasarkan sifat-sifat lahan atau
kesesuainnya untuk berbagai penggunaan (Soil Conservation Society Of Amerika,
1982).
Klasifikasi lahan merupakan
pengembangan sistem logika untuk pengaturan dari berbagai macam lahan ke dalam
kategori-kategori yang ditentukan menurut sifat lahan itu sendiri, sifat ini
meliputi sifat yang dapat diamati secara langsung ( Kemiringan lereng
sifat-sifat yang hanya ditetapkan dengan penyidikan kesuburan tanah ). Sistem
klasifikasi lahan sering dirancang untuk keperlua yang sangat terbatas dan
mungkin hanya menekankan pada sifat lahan ttt.
Prosedur
klasifikasi lahan variasi dari satu sistem ke sistem lainnya karena adanya
perbedaan dalam prinsif-prinsif, asumsi-asumsi dan kepentingannya, selain itu
untuk mencapai keperluan yang sama, sifat lahan yang sama dapat diintegrasikan
secara berbeda dengan memberikan bobot yang berbeda di dalam
kombinasi-kombinasi yang tidak serupa (kellogg, 1951).
Sebagian
besar dari sistem menyelesaikan klasifikasi lahan dengan jalan membagi lahan ke
dalambagian-bagian yang lebih kecil yang merupaka satu-satuan lahan yang lebih
seragam untuk memperoleh deskripsi yang lebih sederhana dan lebih tepat
)Beckett dan Webster, 1965).
Pertimbangan yang bisa digunakan untuk mendeliniasi satuan-satuan lahan :
-
Sifat dapat dikenal Sifat dapat
direproduksikan (Becket dan Webster, 1965).
-
Sifat dapat dikenal berhubungan dengan
pengembangan identitas darisatuan-satuan dan sifat-sifat pembeda yang
dibutuhkan untuk dipilih (Cline, 1949; Becket dan Webster, 1965).
-
Sifat-sifat pembeda harus merupakan
ciri instrinsik lahan yang
diklasifikasikan (Wright, 1972).
Batas-batas dalam
pemetaan kelas-kelas lahan dapat diidentifikasi dari :
-
Citra penginderaan jauh,
-
Foto-foto udara pankhromatik
konvensional.
-
Foto udara telah digunakan secara luas
kegiatan survai tanah dan survai sumberdaya lahan lainnya, untuk memberikan
model stereoskopik medan yang akan digunakan dalam menggambarkan batas-batas
satuan lahan yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengecekan berikutnya di
lapangan (Thomas, 1980).
-
Foto udara dan citra penginderaan jauh
merupakan alat lapangan yang sangat penting untuk dapat memperoleh data
penggunaan lahan yang dapat diamati dan
sifat lainnya.
-
Foto udara dapat digunakan sebagai peta
dasar, dan tergantung dari sekalnya, gambar tersebut dapat beris sejumlah besar
titik-titik kotrol sehingga memungkinkan penempatan yang sangat tepat dari
lokasi lapang yang mempunyai berbagai penomena (Aldrich,1981).
Masalah utama dalam mengklasifikasikan lahan
-
Kekomplekan sifat lahan, Variasi
ruang,Kesulitan dalam menyederhanakan hubungan-hubungan antar sifat-sifat
tersebut.
-
Dalam menetukan jangkauan, lokasi
batas-batas lahan yang mempunyai sejumlah besar sifat yang bervariasi dalam
ekspresi ruang yang berbeda, yang menyebabkan batas satuan dapat ditentukan
secara tajanm atau berangsur dalam suatu kesinambungan (continuum),
-
Asosiasi sebagai hasil dari interrelasi
dari daerah-daerah yang berdekatan, yang berarti bahwa masing-masing area lebih
merupakan sistem terbuka daripada sistem tertutup.
VARIABILITAS TANAH ALAMI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KLASIFIKASI LAHAN DAN
SATUAN PETA LAHAN
Pengetahuan
mengenai variabilitas didalm setiap
bidang lahan sangat penting dalam merencanakan penggunaan lahan dan dalam
menentukan tindakan pengelolaan berbagai aspek pertanian misalnya penggunaan
pupuk, irgasi, dsb.
-
Pengetahuan ini juga penting dalam
survai tanah dalam menetukan batas-batas kelas (Beckett dan Webster, 1971).
-
Variasi ciri tanah dari dari suatu titik
ke titik lain dalam bentangan lahan merupakan konsekuensi dari banyak faktor
yang berbeda yang berinteraksi secara erat
satu dengan yang lainnya (Varazashvili, Litayev<dan petrova, 1976).
-
Bracewell, Roberston dan logan
(1979) memperoleh variasi yang cukup besar pada jarak
pendek dalam hhampir semua ciri kimia tanah yang mereka ukur, terutama dalam
kadar bahan organik dan katoin yang dapat depertukarkan.
-
Veriasi lateral kadar liat telah
dipelajari oleh Websrter dan Wong (1969),
-
Variasi dalam pH oleh Webster dan
Cuanalo (1975),
-
Mendiskusikan variasi tanah dalam
konteks klasifikasi wilayah (regional classification), Webster (1997)
-
Dalam studi analisis variabilitasnya , Campbell
(1978) menemukan bahwa variasi pH dari satu tempat ke tempat lain bersifat
acak dan tidak ada pola perubahan yang
dapat diidentifikasikan . Sebaliknya wvariasi yang jelas terlihat pada
kandungan pasir tanah, variasi lengkap dijumpai pada jarak 30-40 m.
Becket
dan webster (1971) telah mengidentifikasikan faktor-faktor yang menyebabkan
variabilitas tanah diantaranya adalah;
-
Gradien wilayah karena iklim,
-
Menghasilkan gradien tanah jangka
panjang
-
Alur-alur buat cacing menghasilkan
perbedaan-perbedaan pada jarak yang pendek
McIntosh
Backholm dan Smith (1981) menyimpulkan bahwa variasi tanah didaerah berbukit
dipengaruhi oleh ;
-
Aspek Lereng,
-
Ketinggian,
-
Vegetasi,
-
Pemudaan tanah kembal,
-
Letak lereng
Kantey, dan
Morse,(1965). Varietas tanah juga tergantung tipe bahan induk.
McIntosh et al (1981)
menemukan bahwa perbedaan-perbedaan dalam kandungan unsur hara penting pada
lapisan tanah atas. Terutama status P dalam hubungannya dengan
perbedaan-perbedaan dalam macam vegetasi penutup.
Betney,( 1968)
menemukan bahwa variasi tanah berhubungan dengan perubahan-perubahan geologi
setempat dan berpendapat bahea studi-studi tanah –geomorfologi sangat membantu
dalam penempatan batas-batas tanah.
Nortcliff (1978),
menggunakan bahan induk tanah sebagai pemisah permulaan untuk mengidentifikasi
pola-pola variabilitas tanah. Akan tetapi dia menemukan variasi setempat yang
cukup besar di dalam satuan-satuan pemisah permulaan tsb.
Chittleborough(1978)
menemukan bahwa variabilitas sifat individu tanah berbeda sangat luas.
Areola (1982) menemukan
beberapa sifat tanah sangat bervariasi di dalam satuan lahan yang digunakan,
dalam hal ini faset (facet) ( misalnya batuan, basa-basa dapat dipertukarkan,
kapasitas tukar kation, karbon organik, nitrogen, fosfor dan kalium), sedangkan
beberapa sifat lainnya seperti pH dan kejenuhan basa menunjukan keseragaman.
Milfred dan Kiefer
(1976) mengusulkan penggunaan Foto udarayang berulang untuk membantu
mengidentidikasi dan mengevaluasi variasi di dalam satuan-satuan peta tanah.
Webster (1976) telah
mendiskusikan variasi berbagai sifat-sifat tanah yang berubah secara pertikal
dari permukaan menuju ke batuan induk, dan juga secara lateral.
Beckett (1967)
perubahan yang tajam dalam tanah yang disebabkan antara lain oleh perubahan
yang jelas dalam batuan tana, lereng ataupun draenase akan menaikan variasi
dalam seri tanah.
Lumb( 19660 juga
menyimpulkan bahwa ciritanah tidak akan tetap pada semua titik dalam massa
tanah, melainkan akan tergantung pada lokasi titik tsb, dalam profil tanah.
Blith dan Macleod
(1978) mengemukakan pentingnya peranan variabilitas tanah dalam mempelajari
hubungan antara pertumbuhan pohon dan ciri tanah, terutama untuk penilaian
kemampuan hutan, dimana produk sikayu diprediksi dari hubungan yang telah
diketahui antara pertumbuhan pohon dan
sifat-sifat lahan.
Harris (1915)
menyatakan bahwa heteregenitas lebih
mungkin terjadi sebagai alibis ketidakrataan lapangan daripada sebagai akibat
perubahan yang relatip seragam sepanjang lapangan tsb.
Jarvis (1976)
menambahkan bahwa sifat-sifat tanah yang dipengaruuhi oleh penggunaan pupuk
atau tindakan-tindakan perbaikan lainnya Pengapuran ) akan lebih bervarasi
Chew (1958) mengusulkan
pengambilan contoh tanah secara acak sederhana dalam pekerjaan survai-survai
yang berhubungan denga sifat-sifat kimia, fisik dan biologi tanah.