ANALISIS JARINGAN TANAMAN

Persiapan Contoh


·         Contoh yang berasal dari lapangan sebelum dianalisis terlebih dahulu dicuci dengan air bebas ion untuk menghilangkan debu-debu dan kotoran lainnya yang dapat memberikan kesalahan pada hasil analisis. Contoh tanaman tersebut secepatnya dikeringkan dalam oven berkipas, bila perlu sebelumnya dipotong-potong agar pengeringan lebih cepat dan oven diset pada suhu 70oC.


·         Contoh yang telah kering digiling dengan kehalusan 0,5 mm dan contoh tanaman tersebut siap untuk analisis kimia.



Penetapan Kadar Air


Prinsip : Contoh tanaman dipanaskan pada suhu 105oC selama 4 jam untuk menghilangkan air. Kadar air dari contoh diketahui dari perbedaan bobot contoh sebelum dan setelah dikeringkan. Faktor koreksi kelembaban dihitung dari kadar air contoh. 


Cara kerja :


Keringkan cawan aluminium pada oven selama 15 menit.


Dinginkan dalam eksikator 5 menit. Timbang bobotnya (w0)


Masukkan 1 g contoh tanah ke dlm cawan dan timbang dengan ketelitian 4 desimal (0,000y) = w1.


Keringkan dalam oven (105°C) selama 3 jam.


Dinginkan cawan berisi tnh tsb dalam eksikator. Kemudian timbang (w2). Bobot yg hilang adalah bobot air (w1 – w2).


Perhitungan KA dan FKA


  Kadar Air (%) = (w1 – w2) : (w1 – w0) X 100 %


  Faktor kadar air = 100/(100-kadar air)


l  Contoh mencari FKA: w = 12.1103 g ; w1 = 13.1103 g; w2 = 12.7357g




Penetapan Serapan N Tanaman


  Dasar Penetapan  :


                Senyawa nitrogen organik dioksidasi dalam lingkungan asam sulfat pekat dengan katalis campuran selen membentuk (NH4)2SO4. Kadar amonium dalam ekstrak dapat ditetapkan dengan cara destilasi atau spektrofotometri. Pada cara destilasi, ekstrak dibasakan dengan penambahan larutan NaOH. Selanjutnya, NH3 yang dibebaskan diikat oleh asam borat dan dititar dengan larutan baku H2SO4 menggunakan penunjuk Conway. Cara spektrofotometri menggunakan metode pembangkit warna indofenol biru.


Cara Kerja Serapan N Metode Destilasi


Destruksi


1.       Timbang 0,250 g contoh tanaman <0,5 mm ke dalam tabung digestion.


2.       Tambahkan 1 g campuran selen dan 2,5 ml H2SO4 p.a. Campuran diratakan dan biarkan satu malam supaya diperarang.


3.       Siapkan pula blanko dengan memasukkan hanya 1 g campuran selen dan 2,5 ml H2SO4 p.a. ke dalam tabung digestion.


4.       Esoknya dipanaskan dalam blok digestion hingga suhu 350 oC. Destruksi selesai bila keluar uap putih dan didapat ekstrak jernih (sekitar 4 jam).


5.       Tabung diangkat, didinginkan dan kemudian ekstrak diencerkan dengan air bebas ion hingga tepat 50 ml.


6.       Kocok sampai homogen, biarkan semalam agar partikel mengendap. Ekstrak jernih digunakan untuk pengukuran N dengan cara destilasi.


Destilasi


1.       Pipet 10 ml ekstrak contoh ke dalam labu didih. Tambahkan sedikit serbuk batu didih dan aquades hingga setengah volume labu.


2.       Siapkan penampung NH3 yang dibebaskan yaitu erlenmeyer yang berisi 10 ml asam borat 1 % ditambah 2 tetes indikator Conway (berwarna merah) dan dihubungkan dengan alat destilasi.


3.       Dengan gelas ukur, tambahkan NaOH 40% sebanyak 10 ml ke dalam labu didih yang berisi contoh dan secepatnya ditutup.


4.       Destilasi hingga volume penampung mencapai 50–75 ml (berwarna hijau).





Titrasi


Destilat dititrasi dengan H2SO4 0,050 N hingga warna merah muda. Catat volume titar contoh (Vc) dan blanko (Vb). Cara ini seperti penetapan N-Kjeldahl contoh tanah dan dapat dijadikan metode acuan.


Penetapan Serapan P & K Tanaman


Dasar Penetapan


                Unsur hara makro dan mikro total dalam tanah dapat diekstrak dengan cara pengabuan basah menggunakan campuran asam pekat HNO3 dan HClO4. Kadar unsur makro dan mikro dalam ekstrak diukur menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA), fotometer nyala dan spektrofotometer.


Cara Kerja


1.       Timbang 0,500 g contoh tanaman <0,5 mm ke dalam tabung digestion.


2.       Ditambahkan 5 ml HNO3 p.a. dan 0,5 ml HCLO4 p.a. dan biarkan satu malam.


3.       Besoknya dipanaskan dalam digestions blok dengan suhu 100 oC selama satu jam, kemudian suhu ditingkatkan menjadi 150oC.


4.       Setelah uap kuning habis suhu digestion blok ditingkatkan menjadi 2000C. Destruksi selesai setelah keluar asap putih dan sisa ekstrak kurang lebih 0,5 ml. Tabung diangkat dan dibiarkan dingin.


5.       Ekstrak diencerkan dengan air bebas ion hingga volume tepat 50 ml dan kocok dengan pengocok tabung hingga homogen.


6.       Ekstrak ini dapat digunakan untuk pengukuran unsur-unsur makro: P, K, Ca, Mg, Na, S, dan unsur-unsur mikro: Fe, Al, Mn, Cu, Zn, dan B.


Pengukuran P


1.       Pipet masing-masing 1 ml ekstrak contoh ke dalam tabung kimia.


2.       Tambahkan 9 ml air bebas ion dan kocok (pengenceran 10x). Dipipet masing-masing 1 ml ekstrak encer contoh dan deret standar P (0-20 ppm PO4) ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 10 ml pereaksi pewarna P.


3.       Kocok dengan pengocok tabung sampai homogen dan biarkan 30 menit.


4.       P dalam larutan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 693 nm.


5.       Pengukuran K


6.       Pipet 1 ml ekstrak dan deret standar masing-masing ke dalam tabung kimia dan ditambahkan 9 ml larutan La 0,25 %.


7.       Kocok dengan menggunakan pengocok tabung sampai homogen.


8.       K diukur dengan alat fotometer nyala dengan deret standar sebagai pembanding.


Perhitungan


Kadar P (%)


= ppm kurva x ml ekstrak 1.000 ml-1 x 100 mg contoh-1 x B.A. P /B.M. PO4 x fp x fk


= ppm kurva x 50/1.000 x 100/500 x 31/95 x 10 x fk


= ppm kurva x 0,1 x 31/95 x fk


Kadar K (%)


= ppm kurva x ml ekstrak 1.000 ml-1 x 100 mg contoh-1 x fp x fk


= ppm kurva x 50/1.000 x 100/500 x 10 x fk


= ppm kurva x 0,1 x fk


Cara Mencari ppm kurva



Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.