Potensi dan Masa Depan Pengendalian Hayati



  1. Masa depan pengendalian hayati akan dipengaruhi oleh adanya ancaman hama asing akibat perdagangan antarnegara, ancaman terhadap keanekaragaman hayati akibat masuknya hama dan musuh alami dari luar, serta perkembangan industri agen-agen pengendali hayati komersial dan biopestisida
  2. Ada persepsi baru yang menganggap bahwa taktik pengendalian hama berbasis biologi, termasuk pengendalian hayati, juga mengandung berbagai risiko.
  3. Insektisida mikroba dapat menimbulkan risiko lingkungan, termasuk pengaruhnya terhadap organisme bukan target dan pemangsanya

  1. Risiko pelepasan makhluk hidup hasil rekayasa genetika meliputi dua tipe risiko, yaitu:
a.       pengaruh ekologi terhadap makhluk hidup bukan target. Hasil rekayasa yang menghasilkan makhluk hidup yang memproduksi racun akan mempengaruhi makhluk hidup yang bukan target,
b.      kemungkinan transfer gen tahan hama dari tanaman budidaya hasil rekayasa ke gulma. Akibatnya gulma akan terbebas dari herbivor yang menjadi musuh alaminya.
c.       Banyak orang yang menyimpulkan bahwa risiko-risiko yang mungkin muncul dari taktik pengendalian hama berbasis biologi jauh lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan yang akan muncul dari penggunaannya.
Publikasi Rachel Carson berjudul Silent Spring pada tahun 1962 telah menggugah kesadaran masyarakat terhadap berbagai pengaruh buruk dari penggunaan pestisida sintetik terhadap ekosistem. Publikasi tersebut telah memicu dikembangkannya suatu pendekatan pengendalian hama berbasis ekologi yang dikenal dengan nama pengendalian hama terpadu (PHT) pada tahun 1970-an.
PHT didefinisikan sebagai suatu pendekatan berkelanjutan dalam mengelola hama dengan mengombinasikan taktik pengendalian hayati, budidaya, fisika, dan kimia guna meminimalkan risiko ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.
Filosofi dasar PHT adalah tidak semua serangga pada tanaman pertanian itu hama yang harus dibunuh dengan insektisida, dan bahkan jika benar bahwa serangga tersebut adalah hama maka tidak perlu dihilangkan seluruhnya. Hal yang perlu dilakukan adalah mengelola jumlah hama hingga di bawah tingkat yang akan merugikan secara ekonomi.
Pengendalian hayati hanyalah salah satu dari beberapa pendekatan umum untuk pengelolalan hama. Di dalam pengembangan strategi pengelolaan hama yang menyeluruh perlu kiranya mempertimbangkan semua pilihan yang tersedia. Metode-metode pengendalian hama lainnya tersebut adalah pengendalian melalui teknik budidaya (cultural control), tanaman tahan hama (host resistance), pengendalian mekanik (mechanical control), dan pengendalian kimiawi (chemical control).
Agenda 21 United Nations Conference on Environment and Development yang dilaksanakan pada tanggal 3-14 Juni 1992 di Rio de Janeiro, Brazil menyatakan bahwa PHT yang mengkombinasikan pengendalian hayati, tanaman tahan hama dan praktek budidaya yang tepat, adalah pilihan terbaik untuk masa depan.

Posting Lebih Baru Posting Lama

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.